Thursday, May 21, 2015

MPASI Praktis untuk Working Mama

Atas permintaan teman, MamaNyu jadi ingin sedikit bernostalgia tentang MPASI (Makanan Pendamping ASI) BabyBiel nih..

Kami tidak punya asisten rumah tangga, jadi segala pekerjaan rumah ya dibagi berdua. Ketika Nabiel memasuki usia 6 bulan, berarti nambah lagi tugas MamaNyu: menyiapkan MPASI. Bagi ibu pekerja yang terikat jadwal (baik di kantor maupun di rumah) proses menyiapkan MPASI memang tricky, tapi bukan berarti sulit kok!

MamaNyu mengikuti panduan WHO. Untuk lebih lengkapnya silakan baca tulisan dr. Annisa Karnadi tentang MPASI WHO. Mengapa tidak ikut panduan Food Combining (FC) atau Baby Led Weaning (BLW)? Alasannya sederhana saja sih.. Metode FC tidak bisa menyediakan asupan zat besi dan protein yang diperlukan anak. Pada usia 6 bulan, 'tabungan' zat besi bayi sudah tidak cukup lagi dan harus mendapat asupan dari MPASI. Sementara metode BLW memiliki resiko bayi tersedak dan tidak terpenuhinya kebutuhan kalori (plus MamaNyu gak bakal sempat beresin makanan yang pasti bertebaran dimana-mana). Anak pada waktunya akan diajari untuk makan. Biasanya pada akhir pekan, Nabiel diberi kesempatan bermain-main dengan makanannya. But not in the morning during weekday! :p

Peralatan tempur MPASI yang MamaNyu gunakan adalah freezer, slowcooker ukuran kecil (0,7 L), hand blender (immersion blender) atau blender ukuran kecil (sejenis Baby Bullet), saringan kawat, cetakan es batu (atau wadah Baby Cubes). Bahan tambahan yang sering dimasukkan sebagai aroma adalah daun bawang, seledri, bawang putih/ merah goreng, butter/ minyak, keju (>8 bulan).

Ada dua metode yang MamaNyu pakai untuk menyiapkan MPASI praktis, keduanya pakai tahap pembekuan. Jadi ingat ya, freezer yang bagus itu benar-benar investasi yang baik karena nggak hanya terpakai untuk menyimpan ASIP saja, tapi juga MPASI dan makanan rumahan cepat saji.

Frozen baby food cubes
Cara pertama: frozen baby food cubes
Bahan MPASI seperti sayur, buah, saus daging, kaldu, dsb. dibekukan setelah sebelumnya dimasak, dihaluskan, dan disaring (jadi puree). Contohnya: wortel, brokoli, buncis, labu siam, jagung manis, zukini. Kebanyakan buah tidak perlu dimasak dulu. Saus daging dan kaldu dibekukan per porsi. Bisa pakai wadah khusus untuk makanan bayi beku (Baby Cubes), bisa juga pakai cetakan es batu biasa yang ada tutupnya atau ditutup dengan plastik. Kalau sudah beku, bisa dipindahkan ke plastik ASIP dan cetakan bisa dipakai untuk bikin makanan lain.
Resep untuk saus dagingnya seperti ini: bawang bombay ditumis pakai minyak/ butter, masukkan daging/ hati cincang dan masak sampai kecoklatan, tambahkan kaldu dan masak sampai mendidih, matikan kompor, biarkan dingin kemudian haluskan, masukkan dalam wadah untuk dibekukan.
Nah, untuk penyajiannya.. cubes dilelehkan di kulkas bawah (refrigerator) malam sebelumnya, atau dikeluarkan dari freezer ke suhu ruang kira-kira 2 jam sebelumnya. Bisa juga dihangatkan dengan memasukkan cubes dalam plastik ke air hangat. Buah dan sayur tanpa campuran karbohidrat (atau dicampur ASIP) bisa diberikan pada awal-awal masa pengenalan MPASI atau sebagai camilan bayi. Nabiel dulu bahkan suka cube buah dalam kondisi beku lho, dijilat-jilat dan untuk mainan. Sementara untuk menu utama, cubes yang sudah leleh (suhu ruang) dicampurkan dalam bubur karbohidrat (nasi, ubi, kabocha, dll).
Bikin bubur karbohidrat bisa macam-macam caranya. Misalkan bubur beras pakai slow cooker: beras 2-3 sendok makan dicuci dan dimasukkan dalam slow cooker. Beri air/ kaldu, lalu masak selama 2-3 jam. Biasanya MamaNyu memasukkan beras jam 3 pagi atau sebelum subuh. Bisa ditinggal sholat dan bersih-bersih, atau tidur lagi kalau baby minta nenen.. hehehe.. Nanti jam 6 sudah matang, siap dicampur dengan sayur dan proteinnya, diblender lagi dan disaring jika perlu.
Jika waktu mepet karena bangun kesiangan, pakai tepung karbohidrat, misalnya merek GASOL yang banyak dijual di babyshop. Masak di atas kompor, biarkan agak dingin dan campur dengan sayur dan protein yang sudah leleh (thawed).
MamaNyu tidak menyarankan pembekuan karbohidrat yang sudah dimasak. Selain karena teksturnya rusak (jadi spongy atau istilah Jawanya sepa), patinya bisa berubah jadi pati resisten (silakan search tentang resistant starch) yang tidak bisa tercerna. Sayang dong kalau pati tidak bisa dicerna, asupan kalori bayi kurang ntar..
MamaNyu bikin stok kaldu dan cubes pas weekend. Untuk cerita lain tentang frozen baby food bisa baca di sini. Pada dasarnya sama caranya, bedanya MamaNyu tidak membekukan karbohidrat. Tentang aturan-aturan membekukan puree makanan bayi bisa di baca di sini. Jenis-jenis makanan apa saja yang bisa dibekukan bisa dilihat di sini.

Cara kedua: single cooking package
Cara ini sering MamaNyu pakai ketika Nabiel memasuki usia 9 bulan. Sebelumnya, peningkatan tekstur makanan Nabiel dari bubur berasnya saja, dari yang diblender halus dan disaring, lalu diblender sebentar, sampai bubur beras dibiarkan utuh (tapi sayur dan proteinnya tetap dalam bentuk puree halus). Nah kalau cara ini, bahan sayur dan protein tidak dibuat puree sehingga tekstur akhir tergantung pada proses blending.
Daging ayam/ ikan/ hati/ tempe dibiarkan mentah, dibagi-bagi untuk masing-masing 1 porsi masakan, dibungkus plastik atau dimasukkan dalam wadah kecil-kecil, lalu dibekukan. Sayur dipotong-potong lalu di-blanching sebentar dan direndam air dingin. Lalu siapkan wadah plastik, isi dengan 2-3 sendok makan beras yang sudah dicuci, 1 porsi sayur dan protein. Tutup rapat, lalu bekukan.
Supaya perubahan suhu tidak terlalu ekstrim, paket yang akan dimasak esok pagi diturunkan ke kulkas bawah malam harinya. Pagi/ dini hari tinggal dimasukkan dalam slowcooker. Bisa ditambah daun bawang/ seledri. Setelah matang, tambahkan 1 sendok teh minyak atau butter, bisa ditambah bawang goreng yang dihaluskan. Jika ingin menambah sayuran daun (misalkan bayam), sayuran daun dimasak terpisah, lalu dicampur pada bubur yang sudah matang. (Sayuran daun sebaiknya tidak dibekukan!) Nah, tinggal diblender pakai immersion blender sesuai tekstur yang diinginkan. 

MPASI buatan pagi hari biasanya untuk 2 kali makan. Untuk makan pagi bisa langsung diberikan, untuk siang/ sore bisa disimpan dulu di kulkas bawah. Jika akan diberikan dihangatkan dulu dalam magic jar atau baby food warmer.

Gampang kan? Selamat berjuang menyiapkan MPASI, Mommies.. :*

Wednesday, May 6, 2015

Paspor Online Untuk Si Kecil

Bulan Februari kemarin, MamaNyu mengurus pembuatan paspor untuk Nabiel. Kata Papanya, biar kalau mau jalan-jalan ke luar negeri sudah siap. Ngurus pembuatan paspor ini sekarang makin mudah. Sebelumnya, MamaNyu pernah nulis pasca mengurus pembuatan paspor (waktu itu masih calon) Papanya Nabiel di sini. Jadi tulisan kali ini sebagai pelengkap saja.


Untuk paspor Nabiel, MamaNyu mencoba aplikasi pra-pemohonan paspor online. Mudah lho! Tidak perlu upload dokumen, hanya mengisi data yang diperlukan di sini, lalu bayar di bank yang ditunjuk (BNI). Biaya untuk paspor biasa Rp 300.000,- ditambah jasa TI Biometrik Rp 55.000,-. Total kita musti membayar Rp 355.000,- Jarak antara pengisian form pra-pemohonan dengan pembayaran maksimal 5 hari. Jadi jika pasca melakukan pra-pemohonan online tidak segera membayar dalam batas waktu yang ditentukan, anda harus mengulang proses pengisian data.

Setelah membayar, kita akan menerima email berisi tanda terima permohonan dan tanggal kedatangan. Apabila pemohon tidak datang ke Kantor Imigrasi hingga 7 hari sejak jadwal tanggal kedatangan, maka permohonan akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem SPRI. Oleh karena itu, pastikan jadwal tidak berbenturan dengan agenda lain.

Ketika datang ke Kantor Imigrasi, pemohon perlu menyiapkan dokumen ini (asli dan fotokopi ukuran A4):
  1. KTP ayah atau ibu yang masih berlaku atau surat keterangan pindah ke luar negeri;
  2. Kartu Keluarga;
  3. Akta Kelahiran;
  4. Buku nikah orangtua;
  5. Surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah mengganti nama;
  6. Surat pernyataan orangtua bermaterai;
  7. Paspor biasa lama bagi yang telah memiliki paspor biasa.
Dokumen tersebut dimasukkan ke dalam stopmap yang telah disediakan di resepsionis Kantor Imigrasi secara gratis. Form Surat Pernyataan Orangtua juga bisa diperoleh dari resepsionis. Tapi jika ingin diisi di rumah, bisa mengambil contoh berikut:

Nah, yang tricky adalah waktu kedatangan ke Kantor Imigrasi. Di Kantor Imigrasi Yogyakarta, misalnya, sehari melayani 100 permohonan melalui jalur biasa dan 40 permohonan jalur online. Karena nomor antrian yang dibagikan terbatas, pemohon harus datang pagi. Jam buka pelayanan pukul 7.30. Saya datang jam 7.10 sudah mendapat nomor antrian 15. Jika tidak dapat nomor antrian ya harus datang lagi keesokan harinya. Kalau mengajak si kecil kan kasihan, apalagi jika rumah jauh.

Waktu menunggu tidak lama. Kurang dari 1 jam sudah dipanggil. Berkas diperiksa, lalu disuruh menunggu lagi, tak lama kemudian pemohon dipanggil lagi untuk foto. Paspor bisa diambil 3 hari kemudian. Mudah kan?

*Gambar cover paspor diambil dari http://www.notonthehighstreet.com/

Monday, May 4, 2015

Travelling with Toddler: Singapore-Batam #day1

Ini kali ketiga kami ngajak si bocah travelling ke luar kota, yang pertama ke Wonogiri, lalu ke Solo. Keduanya tetangga Jogja. Setelah usia Nabiel 18 bulan, sudah lancar jalan kaki, akhirnya tercapai juga angan jalan-jalan ke Singapura bareng anak. Meski tempat yang bisa dikunjungi hanya separuh dari rencana semula. Nggak sempat ngajak si bocah ke sekolah dan rumah Mamanya dulu. Ah, tapi dia masih kecil, belum ngerti juga. InsyaaLlah masih banyak kesempatan untuk pergi ke sana lagi.

Dari Jogja kami naik AirAsia. Karena musim liburan, harga tiket cepet banget naiknya. Cuma gara-gara nunggu transferan dari Papa masuk dan nunggu kepastian diklat MamaNyu dan Pakde Agung aja udah bikin harga tiket naik 100ribu/ pax. Si bocah yang berusia 18 bulan kena tarif 150ribu sajo. AlhamduLillah..

Kami sengaja nggak bawa stroller. Ini tergantung tempat-tempat yang akan dikunjungi sih. Kalau misalnya bakal seharian main di Garden by The Bay atau ke Zoo, mungkin sebaiknya bawa stroller. Tapi karena kami banyak agenda dan sepertinya bakal gonta-ganti MRT atau bis, kayaknya stroller nggak praktis. Lagian si bocah udah lama nggak mau pakai stroller, sejak dibelikan tricycle sama tantenya. Yakali ke Singapura bawa-bawa tricycle yang kaca spionnya udah copot..

Di Changi Airport disediakan stroller. Tadinya si bocah mau lari-lari aja. Kira-kira separuh jalan menuju MRT, dia mulai lelah dan mau pakai stroller. Strollernya ringan buat bermanuver dan dibawa lari-lari. Kayaknya manajemen Changi benar-benar considerate deh sama pengguna bandara. Kalau misalnya ngejar boarding time, stroller dan trolley bandara oke banget buat dibawa ngebut!

Nabiel bengong, tukang becaknya nyasar.
Di Changi, Nabiel kenalan sama water drinking fountain dan dia KETAGIHAN! Baru jalan beberapa langkah, dia udah nyeletuk, "Mama, mimik.. mimik.." Disodorin botol kagak mau. Dia nunjuk-nunjuk fountain terdekat. Wah, gawat nih kalau ntar sampai rumah trus minum air keran!

Nabiel juga happy berat naik skytrain dari Terminal 3 ke Terminal 2. Begitu turun langsung minta naik lagi. Mama Papanya harus bujuk-bujuk, bahwa kita akan naik kereta lagi yang lebih panjang. Baru deh dia nurut. Sudah nggak sabar naik kereta panjang, akhirnya dia meronta-ronta waktu Mama beli ez-link cards buat teman-teman Papa.

Di dalam MRT, Nabiel ketemu sama anak cewek kecil usia 3-4 tahunan. Mereka berdua cepat akrab, langsung ngobrol asyik entah pakai bahasa apa dan main cilukba dengan hebohnya. Yang jelas seru banget sampai menarik perhatian orang-orang di gerbong yang sesak. Di Paya Lebar Interchange, si kakak itu turun. Nabiel dicium pipinya kiri-kanan, terus diberi kue. Nabiel sedih lah teman barunya pergi. Perhatiannya langsung dialihkan ke kue pemberian si kakak itu. "Mama, buka.."
"Eh, di MRT nggak boleh makan, sayang.. Nanti Mama kena denda banyak."
"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA....." nangislah dia.
Meski dibujuk-bujuk, dipeluk-peluk, dia tetap konsisten dengan tujuannya: MAKAN! Sampai kami turun di stasiun tujuan: Bugis. Langsung aja kami menuju food court di Bugis Junction.

Main cilukba sama kenalan baru.

Menyatukan selera banyak orang itu nggak gampang. Ada yang pengen sup, ada yang pengen nasi. Belum lagi kan di sana nggak semua halal. Akhirnya kami belok ke satu resto Jepang karena lihat di sana banyak konsumen berkerudung. BismiLlah, semoga halal. Teman-teman Papa pesan grilled chicken ramen. Papanya Nabiel, karena nggak doyan seafood (termasuk dashi yang jadi kuah ramen), pesan chicken kaarage rice bowl. Nabiel dipesankan kiddo setto yang isinya jagung pipil rebus, kentang, nasi + salmon patty, milo, dan setup buah. AlhamduLillah, mau makan banyak. Dan setelah makan langsung CERIA!!! Sigh.. benar-benar anak bapaknya nih!

Udah kenyang, kami langsung menuju ke hotel yang berjarak 1 blok dari Bugis Junction. Jarak yang dekat sebenarnya, tapi kami di Jogja terlanjur dimanjakan oleh kendaraan pribadi. Mau ke ATM kantor saja pilih naik motor. Jadinya ya lumayan ngos-ngosan. Nabiel sih senang-senang saja digendong belakang sama Mama.

Masuk kamar hotel, Nabiel kegirangan. Dia langsung naik kasur dan guling-guling. Lalu main petak umpet di lemari. Waktu Papa mau mandi, eh dia ngikut. Trus narik-narik bajunya sendiri, "Mandi, mandi.."
Eh, kesambet jin apa kamu nak? Biasanya kalau diajak mandi susyahnya minta ampun, lha ini voluntarily minta mandi. Baiklaaah, mandi sama Papa ya..

Usai mandi, Nabiel mengantuk dan tertidur. Kelonan sama Papa. Mama mengantar teman-teman Papa jalan-jalan di Bugis street dan ke MRT station. Mereka ingin lihat patung Merlion sebagai keabsahan sudah mengunjungi Singapura. Sementara Mama ingin mengajak Papa dan Nabiel ke rumah senior Mama waktu sekolah di Singapura dulu: Tante Pipit dan Om Galih. Anak ketiga mereka barusan lahir, jadi sekalian tengok si adik bayi. Rumah Tante Pipit dan Om Galih di dekat Kembangan MRT, dekat asrama kami dulu. Jadi setelah Mama mengantar teman-teman Papa sampai MRT, Mama kembali ke hotel menjemput Nabiel dan Papa.

Otw Bugis MRT, kami lewat air mancur. Banyak anak-anak yang sedang main air. Mupenglah Nabiel. Minta turun dari gendongan dan narik-narik tangan Mama ke arah air mancur. "Ya sudah, sebentar saja ya.. Nabiel nggak bawa baju ganti. Kan kita mau nengok adik bayi juga.."

I love playing water!
Sekali pegang air ternyata Nabiel jadi nggak mau pergi. Musti dibujuk lagi deh. "Ayo, kita mau ke rumah adik bayi.."
"Tidak!"
Akhirnya ya diangkat paksa.. Heboh lagi deh.

Sampai Kembangan sudah jam 5 sore. Dan ternyata.. kami tlisiban. :( Kami sampai Kembangan, Tante Pipit sekeluarga berangkat ke Orchard. Gara-gara roaming XL gak lancar nih! Ya sudah, belum jodoh. InsyaaLlah masih banyak kesempatan di masa depan.

Main di apartemen Tante Pipit, habis 2 botol Vitagen!
Dari Kembangan, kami menuju Raffles Place. Niatnya sih nyusul teman-teman Papa di sana. Tapi Mama lupa jalannya. Seharusnya Fullerton Hotel belok ke kanan, ini malah ke kiri dan menuju Cavenagh Bridge dan Asian Civilization Museum. Rapopo! Main-main di sana saja.

Meski rintik-rintik gerimis, tetap semangat dolan!
Langit temaram, kelap-kelip jembatan dan kapal yang berlayar di Singapore River. Romantis banget! Kalau hanya travelling berdua dengan suami, mungkin kami bakal duduk di tepi sungai sambil cerita-cerita dan foto-foto narsis. Tapi kami sedang momong anak! Yang ada ya kejar-kejaran, teriak-teriak ketika Nabiel masukin kepalanya ke lubang pagar jembatan. Kalau sampai nyemplung sungai bisa langsung terkenal se-Singapura deh Mama-Papanya.

Dari Raffles Place, kami memutuskan untuk langsung kembali ke hotel saja. Selain karena capek, Nabiel pup! x_x Buru-buru cari toilet di dekat MRT! Di perjalanan pulang, Nabiel tertidur dalam gendongan Papa. Mampir beli makan dulu: Mushroom Swiss-nya BK untuk Mama, Nasi Goreng Merah untuk Papa. Si uncle penjual nasi goreng sempat geleng-geleng waktu Mama sodorin uang recehan. Hey, money is money, right?

Sampai hotel, si bocah malah bangun. Minta mandi lagi! Buset dah! Ini kamar mandinya ajaib bener ya..
Habis mandi, ku tolong ibu.. eh! Habis mandi, si bocah pengen ikut makan. Satu gigitan burger Mama, satu suap nasi goreng Papa ("Pedes! Pedes!"), banyak gigitan kentang goreng dan setup buah sisa makan siang.

Perut kenyang, kami istirahat. Recharge energy untuk jalan-jalan esok hari.. (bersambung)